Director Profile

 

director

 

Dr Luh Anik Mayani started to join SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) in February 2020. She was appointed as SEAQIL Director for three-year period (2020–2022). As a director, she acts as the leader and the highest decision maker in SEAQIL. She focuses on managing and developing SEAQIL’s sustainability to improve the quality of language teachers and education personnel in Southeast Asia. Her targets in this three-year period in the Southeast Asia region are promoting Indonesian language through Indonesian as a Foreign Language (IFL) programme; developing teaching methodology for some strategic foreign languages, such as Japanese, Arabic, German and Chinese (Mandarin) language;

building ASEAN Community through cross cultural understanding in language teaching; and promoting bilingual education using mother tongue as language of instruction.

Dr Luh Anik Mayani started her carrier as a writer of IFL (Indonesian as a Foreign Language) teaching materials in the Agency of Language Development and Cultivation, Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia. As a team, she and her colleges wrote three IFL teaching materials: Lentera Indonesia 1 Tingkat Pemula (IFL Teaching Material for Beginner) (2004), Lentera Indonesia 2 Tingkat Madya (IFL Teaching Material for Intermediate Level) (2006) and Lentera Indonesia 3 Tingkat Lanjut, (IFL Teaching Material for Advanced Level) (2007). In addition to write IFL teaching materials, she was also a visiting lecturer of IFL classes in Deakin University, Australia in 2006, in Münster University, Germany in 2008 and in L’Orientale University, Napoli, Italy in 2017.

Another field that highly attracts her interest is language documentation. This interest leaded her to join some language documentation courses, such as the 1st and 2nd Workshop on Language Documentation held by Ruhr-Universität Bochum, Department of Linguistics and sponsored by Volkswagen Stiftung (Germany) in 2006 and 2007 in Bali and the Advance DoBeS Training Workshop in 2008 in Nijmegen, the Netherlands. Those experiences made her an instructor of language documentation for some workshops, among others, held by LIPI (Indonesian Institute of Sciences) in 2015 in Jakarta.

Above all, she is a language researcher. She enjoyed linguistics very much as she enjoyed doing field research since 2008 to collect linguistic data across Indonesia. she has published many papers and articles in the field of linguistics, some of which were presented in national and international fora. A number of her latest publications are “Affricates, Nasal-Obstruent Sequences and Phrasal Accent in Tajio” (2016) in Linguistik Indonesia; “Word class classification in Tajio” (2017) in NUSA Linguistic studies of languages in and around Indonesia; and “Consonant Geminates in Simalungun Language” (2017) in Linguistik Indonesia.

With her long stint in linguistics area, Dr Luh Anik Mayani is a reviewer of several national academic journals, among others, Jurnal Linguistik Indonesia, Jurnal Kapata Arkeologi, Jurnal Aksara, Jurnal Kandai and she was also an independent reviewer for research grant application of the Endangered Languages Documentation Programme (ELDP), SOAS London. And, she is the current President of Indonesian Linguistics Society.

Dr Luh Anik Mayani holds a doctoral degree in Linguistics from University of Cologne, Germany funded by DAAD in 2010—2014. She received her master degree in Linguistics in 2004 and bachelor in English language in 2001 from Udayana University, Bali. She is an active speaker of four languages: Balinese, Indonesian, English and German.


Profil Direktur

 

director

Dr. Luh Anik Mayani bergabung dengan SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) pada Februari 2020. Beliau diangkat sebagai Direktur SEAQIL untuk periode tiga tahun (2020–2022). Sebagai direktur, beliau adalah pemimpin dan pengambil keputusan tertinggi di SEAQIL. Fokus utama adalah mengelola dan mengembangkan keberlangsungan SEAQIL untuk meningkatkan kualitas guru bahasa dan tenaga kependidikan di Asia Tenggara. Selama periode tiga tahun, target kerjanya di Asia Tenggara, yaitu mempromosikan bahasa Indonesia melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA); mengembangkan metodologi pembelajaran bahasa asing strategis seperti bahasa Arab, Jepang, Jerman, dan China (Mandarin);

membangun Komunitas ASEAN melalui pemahaman lintas budaya dalam pengajaran bahasa; dan mempromosikan pendidikan bilingual menggunakan bahasa ibu sebagai pengantar.

Dr. Luh Anik Mayani memulai karirnya sebagai penulis materi pembelajaran BIPA di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dalam satu tim penulis, beliau dan rekan-rekannya menulis tiga materi pembelajaran BIPA: Lentera Indonesia 1 Tingkat Pemula (2004), Lentera Indonesia 2 Tingkat Madya (2006), dan Lentera Indonesia 3 Tingkat Lanjut (2007). Selain itu, beliau juga menjadi dosen tamu untuk kelas BIPA di Deakin University, Australia (2006), di Münster University, Jerman (2008), dan di L’Orientale University, Napoli, Italia (2017).

Bidang lain yang sangat menarik perhatiannya adalah pendokumentasian bahasa. Minat inilah yang memotivasinya untuk mengikuti kursus-kursus pendokumentasian bahasa, seperti The 1st and 2nd Workshop on Language Documentation yang diselenggarakan oleh Department of Linguistics, Ruhr-Universität Bochum dan disponsori oleh Volkswagen Stiftung (Jerman) pada tahun 2006 dan 2007 di Bali dan The Advance DoBeS Training Workshop pada 2008 di Nijmegen, Belanda. Pengalaman ini menjadikannya instruktur pendokumentasian bahasa di beberapa lokakarya, antara lain, yang  diadakan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) pada 2015 di Jakarta.

Yang paling utama, Dr. Luh Anik Mayani adalah seorang peneliti bahasa. Beliau sangat menyukai linguistik dan sejak 2008 beliau senang melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data linguistik di Indonesia. Beliau telah memublikasikan banyak makalah dan artikel di bidang linguistik dan beberapa di antaranya telah dipresentasikan di forum nasional dan internasional. Beberapa publikasi terbarunya adalah “Affricates, Nasal-Obstruent Sequences and Phrasal Accent in Tajio” (2016) di Jurnal Linguistik Indonesia; “Word class classification in Tajio” (2017) dalam Jurnal NUSA Linguistic studies of language in and around Indonesia; dan “Consonant Geminates in Simalungun Language” (2017) di Jurnal Linguistik Indonesia.

Dengan sejumlah pengalamannya di bidang linguistik, Dr. Luh Anik Mayani merupakan mitra bestari beberapa jurnal ilmiah nasional, antara lain, Jurnal Linguistik Indonesia, Jurnal Kapata Arkeologi, Jurnal Aksara, dan Jurnal Kandai. Beliau juga merupakan pereviu independen untuk hibah penelitian Endangered Languages Documentation Programme (ELDP), SOAS London. Selain itu, saat ini beliau adalah Ketua Masyarakat Linguistik Indonesia.

Dr. Luh Anik Mayani memiliki gelar doktor di bidang Linguistik dari University of Cologne, Jerman yang didanai oleh DAAD pada 2010—2014. Beliau menerima gelar master di bidang Linguistik pada 2004 dan gelar sarjana di bidang Bahasa Inggris pada 2001 dari Universitas Udayana, Bali. Beliau menguasai empat bahasa secara aktif, yaitu bahasa Bali, Indonesia, Inggris, dan Jerman..